Biro

Kenapa, Sih, Banyak Orang Takut Gagal?

“Gagal itu memalukan.” 
“Kalau gagal, berarti aku nggak cukup baik.” 
“Aku nggak mau ngecewain siapa pun…”

Pikiran-pikiran seperti itu mungkin sering muncul saat kamu menghadapi hal penting, seperti ujian atau mencoba sesuatu yang baru. Padahal, logikanya kita tahu bahwa gagal itu wajar dan bagian dari proses. Tapi kenapa rasanya tetap menakutkan?

Salah satu alasannya adalah sejak kecil kita sudah terbiasa dikaitkan dengan hasil. Pujian dan penghargaan sering diberikan saat kita berhasil, hingga lama-lama kita merasa nilai diri kita bergantung pada pencapaian tersebut. Saat gagal, bukan hanya kecewa, tapi juga merasa harga diri runtuh. Tidak hanya kita, orang tua dan lingkungan juga kerap menunjukkan kekecewaan, yang semakin menambah beban.

Selain itu, ada ketakutan akan penilaian orang lain. “Nanti orang-orang ngomongin aku.” “Aku malu sama teman-teman.” Rasa takut ini muncul karena pencapaian dianggap sebagai ukuran nilai diri, juga untuk menjaga citra di mata orang lain. Jadinya, kegagalan terasa seperti ancaman untuk citra itu.

Ekspektasi yang kaku juga menambah ketakutan. Kita sering punya rencana dan target yang mulus, tapi jika kenyataan berbeda, kita merasa kalah. Padahal, hidup bukan jalan lurus dan perubahan serta kegagalan adalah hal yang sah.

"Kegagalan bukan berarti kamu berhenti jadi berharga. Itu cuma bagian dari jalanmu yang sedang dibentuk."

Sayangnya, sejak kecil kita jarang diajarkan cara menerima kegagalan. Lingkungan lebih sering memuji hasil daripada proses, sehingga kita tidak punya ruang aman untuk salah dan belajar dari kegagalan.

Jika kamu takut gagal, coba ubah cara pandangmu. Gagal bukan tanda kelemahan, tapi bukti keberanian mencoba. Dari kegagalan, kamu bisa belajar dan tumbuh menjadi lebih baik.

Coba tanyakan pada dirimu sendiri: “Kalau aku gagal, apa iya hidupku langsung hancur?” Banyak ketakutan ternyata hanya bayangan yang berlebihan.

Tidak perlu jadi yang terbaik atau paling cepat. Kadang, memulai saja sudah pencapaian. Berikan dirimu ruang untuk tidak sempurna, untuk salah, dan untuk belajar. Yang penting, kamu sudah berusaha sebaik mungkin dan akan terus berusaha menjadi lebih baik.


 

Related Articles

Card image
Biro
Orang Tua yang Welas Asih

"Welas asih bukan lemah—ia adalah keberanian untuk hadir sepenuhnya."

By Quadra Sinergi Consulting
15 September 2025
Card image
Biro
Menghadapi Panic Attack: Cara Mengatasinya

“You can’t stop the waves, but you can learn to surf.”

By Psy Up
15 September 2025
Card image
Biro
Kesadaran Emosi: Kunci Kesehatan Mental

"Mengenali emosi adalah langkah awal untuk mengenal diri sendiri lebih dalam."

By Deepa
03 July 2025