Di masa remaja, banyak hal berubah dengan cepat—bukan hanya tubuh, tapi juga perasaan dan cara kita melihat dunia. Di tengah semua perubahan itu, seringkali remaja merasa lebih nyaman bercerita kepada teman daripada keluarga. Kenapa, ya?
Teman sebaya seperti punya bahasa dan dunia yang sama. Mereka mengerti tentang tugas sekolah yang menumpuk, drama pertemanan, atau rasa gugup saat jatuh cinta untuk pertama kali. Cerita jadi mengalir tanpa harus banyak penjelasan, karena mereka “nyambung” dan merasa dimengerti.
“Kadang, teman adalah cermin yang paling jujur, tempat kita merasa dimengerti tanpa harus menjelaskan panjang lebar.”
Di sisi lain, keluarga kadang terasa seperti tempat yang sulit untuk membuka hati. Bayangkan, saat kamu mencoba bercerita, tapi yang kamu dapat adalah kalimat seperti, “Kamu terlalu sensitif,” atau “Harusnya kamu bersyukur.” Rasanya seperti pintu hati tertutup rapat, dan kamu takut kalau cerita itu malah jadi bahan omongan atau dipakai untuk mengatur hidupmu. Ruang aman itu jadi hilang, dan kamu memilih diam.
Budaya “anak harus tahu diri” juga masih kuat di banyak keluarga. Anak dianggap harus nurut tanpa banyak tanya, tanpa banyak curhat. Padahal, bercerita itu bukan soal membantah, tapi tentang merasa didengar dan dihargai.
“Ruang aman bukan hanya soal tempat, tapi tentang kepercayaan dan rasa dihargai.”
Melepaskan diri dari keluarga dan membangun ikatan baru dengan teman adalah bagian dari perjalanan menjadi dewasa. Ini bukan pelarian, tapi cara kita belajar mandiri dan menemukan siapa diri kita sebenarnya.
“Bercerita bukan berarti menjauh dari keluarga, tapi mencari tempat di mana hati kita bisa bernapas.”
Untuk keluarga, cobalah dengarkan tanpa menghakimi, validasi perasaan anak sebelum memberi saran, dan bangun kebiasaan ngobrol santai setiap hari. Untuk remaja, pilihlah teman curhat yang bisa dipercaya, dan jangan ragu mencari bantuan profesional jika perlu. Ingat, keluarga juga bisa belajar membuka diri.
Bercerita adalah kebutuhan manusiawi. Ketika remaja memilih teman sebagai tempat curhat, itu bukan tanda menjauh, tapi sinyal bahwa mereka mencari ruang aman untuk hati mereka. Mari kita ciptakan ruang itu bersama, di rumah dan di hati. ❤️