Di zaman serba digital ini, layar gadget seolah jadi teman setia—dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Tapi, tanpa kita sadari, kebiasaan itu bisa bikin kita lelah, bukan cuma fisik tapi juga mental dan emosional. Namanya digital burnout, kelelahan yang datang pelan-pelan karena otak kita terus-terusan dipaksa aktif, tanpa jeda.
Bayangkan, notifikasi yang tak henti, video pendek yang menggoda untuk ditonton satu per satu, dan rasa harus selalu “on” membalas chat atau update status. Semua itu bikin otak susah istirahat, sampai kita merasa cemas, susah fokus, atau bahkan sulit tidur.
“Digital burnout itu seperti baterai yang terus dipakai tanpa pernah diisi ulang.”
Rumah yang dulu jadi tempat istirahat kini juga jadi kantor dan ruang kelas online, membuat batas antara kerja dan santai jadi kabur. Ditambah lagi, melihat pencapaian orang lain di media sosial kadang bikin kita merasa kurang, padahal kita juga sedang berjuang.
Apa yang bisa kita lakukan? Mulai dengan memberi waktu tanpa layar setiap hari, matikan notifikasi yang tidak penting, dan coba lakukan hal-hal yang menenangkan seperti meditasi atau jalan santai. Ingat, istirahat dari dunia digital itu bukan kemewahan, tapi kebutuhan.
“Memberi jeda pada diri sendiri adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental di era digital.”
Jadi, yuk mulai jaga keseimbangan antara dunia maya dan nyata, supaya kita tetap sehat dan bahagia, bukan hanya sekadar “online.” 🌿📵